BILA
berbicara mengenai kematangan, yang hadir dalam fikiran kita adalah seorang
dengan sikap dan mental tenang atau dewasa dalam menghadapi suatu masalah.
Sifat dan kekuatan dalam diri untuk bereaksi dengan cara tertentu disebut
Readiness yang berupa tingkah laku.
Kematangan
menurut definisi adalah suatu keadaan atau kondisi bentuk struktur dan fungsi
yang lengkap atau dewasa pada suatu
organisasi, baik terhadap suatu sifat ataupun tingkah laku. Readiness
membagi dua tingkah laku menjadi tingkah laku instingitif yaitu tingkah laku
yang diwariskan melalui proses hereditas, dan tingkah laku yang dapat
dipelajari dimana seseorang tidak akan berbuat secara intilijen apabila
kapasitas intelektualnya belum memungkinkan. Manusia memiliki insting untuk
mempertahankan diri juga mengembangkan diri. Atas dasar mengembangkan dirilah,
manusia butuh belajar.
Belajar
merupakan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, apa yang sedang terjadi
dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung
hanya dengan mengamati orang tersebut. Bahkan hasil belajar orang itu tidak
langsung kelihatan tanpa orang tersebut melakukan sesuatu yang menampakkan
kemampuan yang ia peroleh melalui belajar.
Berdasarkan
perilaku diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar
adalah jika suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Readiness dalam belajar melibatkan beberapa faktor yang bersama-sama membentuk readiness, yaitu :
1. Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis
ini menyangkut pertumbuhan terhadap kelengkapan pribadi seperti tubuh pada umumnya, alat-alat indera dan kapasitas intelektual
2. Motivasi
menyangkut kebutuhan untuk mempertahankan serta mengembangkan diri. Motivasi berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam diri manusia serta tekanan-tekanan lingkungan.
*sampai bertemu pada postingan selanjutnya ^_^
hmmm... cukup membantu
BalasHapus.. thanks..